Rabu, 01 Juni 2011

isotretinoin bulan ke 4

haii..sudah lama nggak posting di sini. Hehee..karna banyak kesibukan sebagai mahasiswa kedokteran ditambah rasa malas, jadinya selama 4 bulan nggak pernah posting.
Nggak kerasa aku sudah konsumsi isotretinoin 4 bulan. Dan hasilnya benar2 berbeda. Sekarang kulit wajahku sdh bebas minyak, dan jerawat meradang. Masih keluar sediki-sedikit tapi masih dalam batas normal. Aku berharap bahwa hasil terapi isotretinoinku ini permanen. Kondisi kulit wajah sudah membaik. Membaik maksudnya jerawat berkurang drastis, minyak berkurang drastis. Tapi mukaku sekarang juga sensitif kalo kena sinar matahari. Kalo kena sinar matahari saat siang hari, meski cuma beberapa menit, kulit wajahku cepat sekali memerah.
Kondisi kulit wajah-tangan-kaki-tubuh juga ikutan kering. Kondisi rambut juga jadi kering. Tapi berkat isotretinoin ini, aku jadi punya alasan untuk ke salon. Aku jadi rajin hair mask-creambath-hair spa.
Tiap satu bulan sekali aku harus cek laboratorium (darah lengkap, SGOT, SGPT, BUN, Kreatinin. Hal ini bertujuan untuk memantau fungsi hati, ginjal, dan gangguan metabolisme lainnya. Karena seperti yang aku biolang sebelumnya kalau obat isotretinoin ini bukan obat sembarangan. Ini adalah obat keras, harus diminum sesuai anjuran dokter dan dengan pengawasan ketat dokter.
Dan hasil laboratoriumku ini alhamdulillah normal semua.

Sabtu, 26 Maret 2011

isotret minggu 3

Nggak kerasa skrg aku sdh di akhir minggu ketiga. Aku bnr2 nyaman. Alhamdulillah. Isotretinoin sdh mulai bekerja. Kulit wajahku sdh tidak seperti tambang minyak lagi. Jerawatku mulai kempes. Duh, aku seneng bgt. Baru sekarang aku merasakankulit wajah yang bebas minyak. Ternyat gini rasanya. Sungguh nikmat sekali. Kmu boleh bilang aku lebay, tp sungguh.. Punya kulit wajah yang sangat amat teramat berminyak dan berjerawat itu bnr repot bgt. Harus sering2 cuci muka (min. pake air), harus menjaga ke sterilan wajah dan tangan kita, harus sering2 touch up bedak tabur sm sunblock. Bahkan kemana2 harus bawa face paper. Dulu, aku sekali pake facepaper langsung habis 3 lembar untuk menghilangkan minyak wajah. Dan tiga lembar itu langsung full minyak. Siapa yg nggak miris coba?? bahkan temenku aja sampe takjub sm kadar minyakku yg berlebihan. Aku lebih memilih kulit kering daripada kulit berminyak. Sungguh. Krn kl kulit kering cukup diberi mosturizer sm sunblock dan bedak, langsung beres. Kl kulit berminyak, haru cuci wajah-tunggu 3 menit- pake toner- tunggu 5 menit- pake acne gel- tunggu 5 menit-pake sunblock- tunggu 5 menit- baru ditaburi bedak. repot bgt kan? sdh gt bedak cuma bisa bertahan 1 jam setelah itu hilang dimakan minyak.

Sekarang, rambutku emang kering bgt trp bs diatasi dgn hair mask dan kondisioner. Kulit tangan-kaki-tubuh kering, bs diatasi dgn lotion. Bibir kering bs diatasi dgn lipbalm. Yang penting, kulit wajahku normal lagi. Aku nggak minta banyak, aku cm minta kulit wajahku normal dan bebas minyak serta jerawat nodul cystic.

isotret minggu 2

Sdh 2 minggu aku pake isotret. Dan sekarang flare upnya sdh mulai berkurang. Tp efek samping mulai terasa. Kulitku beneran jadi kering. Bibirku kering bgt. Aku gampang haus, rambutku jg jadi kering dan gampang rontok. Tp sekali lg aku bilang, aku tetep bersyukur. Aku terus mengapresiasikan segala bentuk kemajuan hasil treatment ini. Aku mulai merasa nyaman. Alhamdulillah:)

terapi isotret minggu 1

Apa yg aku baca, sungguh menolong. Dikatakan pemakaian awal akan terjadi flare up. Dan hal ini betul terjadi ke aku. 3 hari pemakaian, jerawat baru mulai muncul. Dan itu nggak cuma 1-2. Namun langsung bnyk. Banyak bgt. FYI, pas aku terapi isotret, aku jg dilakukan peeling.
flare up ini bnr2 bikin aku sengsara. Saking banyaknya, aku sampe demam ringan. Aku merasakan nyeri di seluruh area T dan maksilaris. Bahkan kelenjar getah beningku pun sampe membesar (lymphnode submandibula). Sumpah, sakiiit bgt!
Akhirnya setelah 3 hari pemakaian, aku kembali lagi ke dokterku. Diantar ayah. Bahkan ayahku pun panik ngeliat aku. Sumpah, bpkku yg bnr2 nyuruh aku unt kembali lg ke dokterku. Aku sebenernya sdh tau kl ini cm reaksi awal, dan ntar insyaallah akan membaik. Dan aku pun sdh jelasin ke ayahku, mencoba menenangkan beliau. Tapi nihil. Beliau tetap panik.
Walhasil ketika aku konsul lg ke dokterku, aku menceritakan semua. Panjaaang bgt. Sampe akhirnya, nggak dilakukan tindakan apapun. Nggak dikasih obat minum (antibiotik), nggak disuntik, nggak dikasih salep. Bnr2 dibiarin aja. Krn emang sih, isotret ini obat yang nggak main2. Kalo aku diberi obat minum lain, takutnya ada interaksi obat didalam tubuhku, dan jika hal itu terjadi, malah bs bikin kesehatanku terganggu. Nggak diberi injeksi, jg dgn alasan yg sama. Nggak diberi salep, krn semua krimku masih komplet. Akhirnya,dokteku hanya menyuruh aku untuk bertahan dan bersabar. Trenyuh jg denger nasehat dokterku. Beliau menjelaskan dgn penuh kesabaran dan jg memotivasi aku. Beliau bilang kl ada jg pasien lain yg punya kasus serupa dgn aku. dan dia jg terapi isotret dan alhamdulillah kondisi dia sdh jauh lebih baik. Aku turut senang mendengarnya. Dan aku pun semangat lagi. Tp krn nggak diberi obat lagi, itu artinya aku harus menahan sakit dan malu. Jujur, pas flare up aku malu bgt ketemu orang. Males ditanya-tanya ttg wajahku. Tp ya sudahlah, aku menjalani dgn sabar dan dgn baik. Capek bgt sebenernya. Psikis ini capek menghadapi pandangan orang lain ke aku.
Tp nggak lantas aku diam aja. Aku akhirnya memberanikan diri untuk membeli vitamin (antioksidan) asthin force. Ini cm suplemen dr bahan alami. Diambil ekstrak dr bahan alami. Dan aku tau kl asthin force ini satu-satunya antioksidan yang ada efek anti inflamasi (anti bengkak). Dan aku pun meminumnya, setelah yakin ini nggak bertentangan dgn terapi isotretinoinku. Selain dibantu dgn asthin force, aku jg rajin mempraktekkan kuantum ikhlas. Berdoa disertai afirmasi. Dan alhamdulillah, asthinforce dan doaku mulai bekerja. 2 ahri setelah mengonsumsi asthin, kelenjar getah beningku mulai mengecil meski blm kembali ke ukuran normal. Dan jerawat yg gede2 jg mulai nggak sakit lg. Meski efek flare up msh terus berlangsung. Yang penting, aku nggak merasakn kesakitan akibat kelenjar yg membesar. Ayahku msh tetep panik dan cerewet mengkhawatirkan aku. Tp aku terus menenangkan beliau. yang tau pasti kl ada perbaikan dari terapi ini adalah diriku. Sekecil apa pun kemajuan yang aku peroleh, langsung aku apresiasi. Minimal mengucapkan alhamdulillah dalam hati. Aku terus minum isotret-asthin force- dan melakukan kuantum ikhlas. Dan terus menuliskan kemajuan2 kecil yang aku peroleh.

Isotretinoin

Setelah aku setuju dgn treatment ini, mulailah aku minum obat ini. Dari berbagai literatur yang sdh aku baca, ini termasuk terapi yang istimewa. Aku mengatakan ini istimewa krn isotretinoin adalah termasuk obat yang hepatotoksik, merupakan pilihan akhir treatmen chronic acne, dan efek samping isotret ini cukup mengganggu. Dan setelah aku browsing lagi, isotretinoin ini bahkan bisa dipake sebagai kemoterapi kanker ( aku lupa kanker apa).
Dari literatur yg aku baca, isotretinoin ini cara kerjanya adalah menyerang kelenjar minyak. Dia akan meng'hancurkan' kelenjar minyak. Dan yg diserang bukan hanya yg di wajah saja tp seluruh tubuh. JAdi salah satu efek samping isotretinoin ini adalah membuat kulit kering, bibir kering, rambut kering, dan selalu merasa haus. efek samping lain adalah nyeri kepala. Pemakaian awal, akan menimbulkan mild flare up (jerawat akan semakin parah-banyak) selama kurang lebih 2 minggu awal terapi.

Kamis, 24 Maret 2011

pindah ke klinik dokter spesialis kulit di surabaya timur

Semester 5 awal aku akhirnya pindah ke klinik **C. Di sini yg praktek adalah dokter spesialis kulit semua. Kata temenku, dia jg perawatan disini, bagus. Dan dia sdh sembuh dari problem acnenya. Dan tipe acne dia adalah sama kayak aku. Tapi bedanya, dia juga ikut program fitness. Sedangkan aku, jarang bgt OR. Dia selalu OR setiap hari meski cuma 30 menit.
Perawatan disini bnr2 medis bgt. Pertama dateng, langsung di peeling, dikasih obat minum antoibiotik, krim2, sm vitamin acna care. Total habisnya 1,8 juta. Sekali peeling 750 ribu. Dari kedatangan pertama sampe kedatangan yang ke 4, aku terus2an di peeling. Sampe akhirnya suatu ketika, nggak tau knp, kondisi kulit wajahku turun lg. Alias banyak newbie yg keluar (jerawat maksudku). Dan ayahku pun panik. begitu pula dgnku. Ada apa ini kok sampe muncul terus2an nonstop hits???
Pas aku kontrol, dokterku pun sampe kaget. Hahahaha!! mau di peeling lagi tp aku nolak. Dengan pertimbangan, ini muka lg bengkak dan nyeri masa mau di peeling. FYI, peeling untuk jerawat itu bnr2 sakiiiiiit dan panaaaaaasss bgt!!! lha kl pas itu aku jadi di peeling, gmn coba rasanya???
Dan baru saat itu aku ngerasa sedih dan frustasi. Sedih krn mukaku flare up lg, frustasi krn kok rasanya dari dulu nggak sembuh2 sih jerawatnya. Dan jujur pas itu aku sempet depresi. Menjaga kulit wajah yg berminyak itu sungguh sangat-sangat susah dan repot. Apalagi kulitku sdh nggak pny daya tahan, jadi kena debu dikit langsung infeksi. Dan pas itu jg, ada kejadian nggak enak yg aku alami. Ada salah satu dosenku (profesor..cewek..) dan beliau ini emang sudah senior (a.k.a sepuh) tp masih tetep cantik dan awet muda. Beliau melihat wajahku. Dan keluarlah kata-kata ajaibnya (yg dia bilang sbg nasehat). Dan bahkan, dia sempet nakut-nakutin aku kalo dgn kondisi wajahku seperti itu, aku bisa mendadak kejang dan mati (ya, beliau menggunakan kata 'mati' bukan 'meninggal'). Syok! aku bukan syok mendengar info itu tp aku syok krn beliau kok berani bnr menggunakan kata 'mati'. Syok krn seorang dosen kok bs mengatakan kata2 yang sarkastik. Aku tau kl jerawatan di area T itu bisa menyebabkan meningitis dan kejang bahkan bs sampe meninggal. Aku tau semua fakta itu. Ingat, aku jerawatan sdh tahunan bkn harian ato bulanan. Tentu aja aku tau. Selain itu, kebetulan ayah dan ibuku seorang dokter spesialis, jadi so pasti kedua orangtuaku pun tau semua bahaya jerawat. Dan kedua orang tuaku pun juga sdh berusaha mengobati aku serta mngobatkan aku ke kolega2 mereka. Dan kebetulan pula, aku kuliah di kedokteran jadi aku jg tau semua itu. Lagi pula jaman sekarang internet adalah dewa untuk mencari segala informasi. Aku selalu browsing artikel ilmiah, penelitian, sampe terapi terbaru pengobatan jerawat. Chronic acne is not a simple case. Di setiap penelitian jg menyebutkan kl acne itu penyebabnya adalah multi factorial, alias bnyk bgt penyebabnya. Dan diantara banyak penyebab itu, disebutkan sebesar 10% kasus chronic acne itu penyebabnya idiopatik alias unknown.

Ya sudah, aku bukan putus asa. Aku tetep berusaha keras untuk menyembuhkan. Tapi aku nggak mau jadi minder. Aku nggak mau jerawat memengaruhi kualitas hidupku. Biar banyak orang yg selalu mandang aku kasihan ato bahkan jijik-miris. Mereka berhak untuk menilai dlm hati tapi mereka nggak berhak untuk menghina aku.

Thx a lot untuk almarhumah mamaku yg selalu support aku, sll menanamkan karakter yang kuat dan sabar di dalam diriku. Berkat mama, aku tdk merasa rendah diri. Memang kadang aku down/stres/depresi, tp hal itu nggak berlangsung lama. Karna aku pernah melihat penyakit yang lebih buruk dari chronic acne. Aku pernah melihat orang yg mengalami/ menderita penyakit yang lebih menyengsarakan dari chronic acne ini.

Dan setelah hampir lebih dari 6 bulan perawatan di **c, dokter kulitku merekomendasikan aku untuk pakai oral treatment. Isotretinoin.

Epilog

Jerawat untuk sebagian orang mungkin bukan masalah yang rumit. Tapi nggak di diriku. Sejak SMA aku jerawatan. Dan menjadi lebih parah pas sudah kuliah ini. Di semster 4 ketika mata kuliah jadi padat dan berat, mungkin hormonku dan pola makan yang salah smakin bikin jerawat ini parah. Bingung, tentu aja. Sedih? mungkin nggak. Minder? big no. Sebenernya mulai kenal jerawat itu pas SMP itu krn menarche. Tp ngga parah2 bgt paling2 pas mau mens aja keluar. Selebihnya cuma komedo dan kulit yang oily. Setelah itu perawatan di n*****a. Bagus sih..kulit jd tenang dan komedo ilang. Tp setelah pemakaian 2 tahun, mulai kerasa efek sampingnya. kulit jadi memerah, apalgi kl kena matahari. Kulitku jd nggak bisa kena matahari sama sekali. Efek steroid. Steroid yang ada di dlm komposisi krim klinik kecantikan itu. Selain itu, timbul telangiectasis. Parah. Dan aku rasa, mikroflora yg ada di kulit wajahku jg jd mutasi. Aku merasa kekebalan kulit mukaku sdh nggak ada. Jadi gampang bgt kena infeksi. Kotor dikit langsung timbul jerawat pustula. Repot. Dan sejak itu perjuangan dimulai. Aku berkelana mencari dokter dan pengobatan. Mulai dari tips ringan di majalah sampe terapi2 yng mahal aku coba. Dari yang cuma rajin cuci muka, banyak minum air putih, minum jamu, rajin facial, IPL, terapi hormon, sampe facial yang muahal (skali facial 250ribu). Semua nihil.
Dan berganti klinik. Est**r. Bagus tp jg ujung2nya tetep. Tidak membaik namun jg nggak memburuk. Stagnan. Sampe dokternya jg bilang unt periksa ke interna bagian endokrin. Istimewa kan??