Kamis, 29 Maret 2012

Maret 2012

sudah sejak november 2011 terapi isotretinoinku berhenti. Dan kondisi kulit wajah benar-benar sudah membaik dibanding sebelum terapi isotretinoin. Sekarang kelenjar minyak sudah mulai aktif lagi tapi memang tidak separah dulu. Meski sudah berhenti terapi isotretinoin, saya tetap rajin kontrol ke dokter. Dan sebulan sekali harus melakukan treatment lain yakni peeling. Mahal dan menyakitkan. Tapi worth it-lah. Saya tidak menuntut memiliki kulit wajah yang mulus sempurna tanpa noda dan jerawat. Yang saya inginkan adalah kulit yang sehat. Jerawat masih sesekali muncul terutama ketika menjelang haid, namun ini wajar. Karena menjelang haid, hormon jadi tidak stabil. That's fine, yang penting adalah jerawat yang tumbuh masih bisa ditangani dan bisa sembuh dengan baik tanpa meninggalkan bekas. Dalam jurnal penelitian dikatakan terapi isotretinoin ini memberikan hasil yang sangat memuaskan, namun 40% pasien pengguna isotretinoin bisa mengalami relaps. Jerawat bisa muncul lagi dengan tingkat keparahan yang lebih ringan. Dan jika hal ini terjadi, pasien bisa diberi terai isotretinoin lagi namun harus ada jeda waktu off isotret kurang lebih setahun. Namun biasanya off 4 bulan sudah bisa diberi isotret lagi. Relaps ini hingga sekarang belum diketahui penyebabnya. Dulu saya sempat sih relaps. 5 bulan setelah berhenti tappering off isotretinoin, muncul jerawat tipe cystic di area T-Zone dan pipi. Besar dan banyak. Bingung juga tuh waktu itu knp tiba-tiba muncul jerawat lagi. Akhirnya aku bawa lagi ke dermatologku. Dan dokter bilang belum perlu kembali ke terapi isotretinoin. Akhirnya waktu itu, aku dikasi antibiotik, di peeling 4 lapis, sama di suntik intralesi. JAdi jerawatku disuntik tepat di jerawatnya. Sumpah sakit bgt!. Tp keesokan harinya sdh pada kempes dan kering. Setelah proses pengelupasan sdh selesai, aku kontrol lg ke dermatolog. Dan disitu aku diberi vitamin kapsul untuk diminum 1x/hari. Diberi krim malem benzoil peroksida. Biasanya pake enhancer ( kayaknya sih kandungan enhancer ini asam vitamin A tretinoin deh). Kata dokter, relaps jerawatku itu bisa jdi karena penggunaan enhancer itu. Aku browsing di internet, disitu emang dikatakan bahwa krim tretinoin bisa menyebabkan tumbuh jerawat baru. Karena itu dermatologku nyaranin aku buat berhenti pake enhancer dl. Diganti benzoil peroksida dan dioleskan diseluruh wajah tiap malam hingga 2 minggu stelahnya suruh kontrol lagi.

8 komentar:

  1. Alo baru baca nih ceritamu , seru juga ya..
    btw kemarin dosis isotret nya berapa mg ? 10 mg ya ? Terus skrg hasilnya gimana setelah memakai krim Benzoyl Peroxide ? apakah disuruh kembali memakai krim tretinoin nya ? Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. dosis isotretinoin kalau nggak salah inget 10mg,, sdh dalam bentuk kapsul kecil sih ya, jadi nggak ada tulisannya. Dan sudah dilepas dari bungkus aslinya.
      Benzoil peroksida aku pakai tiap malam seluruh wajah selama 1 bulan, setelahnya aku disuruh dermatologku kembali pake krim tretinoin. Dan kalau muncul flare up lagi, kembali pake benzoil di jerawatnya. So far smpe saat ini sih, nggak flare up parah. Muncul paling 3 biji menjelang mens. Dan masih rajin peeling juga

      Hapus
  2. saya dikasi isotret sama dokter saya udah 2 minggu make. tapi jrawatnya masih kluar2 gitu, bibir kering banget, muka jg merah. mbak dulu brapa bulan makenya sampe keliatan hasilnya? trima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. maaf baru dibales. Aku baru keliatan hasilnya kira-kira pemakainan bulan ketiga. Itu minyak di wajah mulai berkurang dan jerawat juga sdh mulai kempes. Kulit jadi bagus, halus, dan tdk berminyak serta pori-pori mengecil ketika pemakaian bulan ke-6.
      Awal pemakaian aku juga flare up, dan kulit merah. Tapi disabar-sabarin aja dulu, memang seperti itu efek awalnya. Kalau untuk ngurangi keringnya banyak minum air putih, Pakai lipbalm. Bahkan dulu rambutku juga jadi kering bgt tapi aku telatenin pakai kondisioner. Dulu aku mikirnya yang penting kulit wajahku bisa membaik. Dan dokter kulitku pun tetap mengontrol ketat fungsi ginjal dan liverku. Jadi saat konsumsi isotret bener-bener butuh niat yang besar serta ketelatenan dan kesabaran.
      Semangat yaaa:)

      Hapus
  3. halooo...seru nih cerita ttg acnenya. Boleh tau dimana kmrn berobat ke dokternya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf banget ya baru dibales. Sdh lama nggak buka blog ini. Saya tinggal di surabaya. Dan saya berobat ke suatu klinik praktek dokter spesialis kulit yang berada di kawasan surabaya timur. Di daerah darmahusada :)

      Hapus
  4. "Sekarang kelenjar minyak sudah mulai aktif lagi tapi memang tidak separah dulu."
    "Saya tidak menuntut memiliki kulit wajah yang mulus sempurna tanpa noda dan jerawat. Yang saya inginkan adalah kulit yang sehat."
    "40% pasien pengguna isotretinoin bisa mengalami relaps. Jerawat bisa muncul lagi dengan tingkat keparahan yang lebih ringan."

    Bila menurut mbak kesimpulannya kira-kira bagaimana?
    Untuk saat ini, setelah setahun lebih selesai terapi isotretinoin, apakah ada perbedaan sebelum terapi dan setelah terapi?
    Apakah memang kondisi jerawat memang lebih baik daripada tidak melakukan terapi sama sekali?

    Terima kasih mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa saya katakan bahwa kondisi kulit saya jauh jauuuh lebih baik sebelum terapi menggunakan isotretinoin. Kalaupun muncul jerawat, jerawat yg timbul bukan tipe cystic. Tipe pustula aja. Jd jerawat keciiiil bgt dan udh jarang bgt munculnya.
      Jadi bisa disimpulkan di kasus jerawat yg saya alami, memang kondisi kulit jauh lbh baik setelah menjalani terapi isotretinoin

      Hapus